Pengalaman saya dalam hubungan yang sudah tidak ada cinta, tapi saya paksakan untuk mempertahankan hubungan itu. Membuat saya sangat sakit, dan menjadi trauma akan itu. Dan itu adalah masa-masa berat bagi saya. Mungkin orang pikir ah cuman soal cinta kok lemah. Jika dipikir memang iya. Harusnya saya tidak sesakit itu. Tapi, keadaan tidak semudah itu. Karena yang saya jalani bukan cinta anak SMA, cinta monyet, yang jika ini berakhir ya sudah. Dan masih ada waktu untuk mencari cinta yang lain.

Dimana Anda Harus Mempertahankan Hubungan Bukan Karena Cinta Tapi Komitmen

Pada saat itu hubungan yang saya jalani lebih dari pacaran biasa. Kami sudah komit, dan perjalanan yang kami lewati selama pacaran sangatlah tidak mudah. Bahkan sangat berat. Dan memang ada banyak hubungan di luar sana yang juga mengalami hal berat dalam hubungan, sehingga merasa paling apa sih yang berat kalau dalam hubungan pacaran. Tapi pada saat itu, pada kondisiku saat itu, itu memang masalah berat. Dan sampai sekarang pun saya masih bisa bisa mengklaim itu adalah masa berat. Dan kita bersama melalui itu. Dan kita sudah komit sejak awal. Jadi kita tidak pacaran main-main. Senang sedih, kami harus hadapi.

Dan dengan dia saya benar-benar merasakan bagaimana itu duka, bagaimana itu sedih, sehingga saya sangat menghargai dan mempertahankan hubungan itu. Dan saya terus mencoba walaupun pada akhirnya saya kehilangan rasa cinta saya padanya. Tapi semua usaha yang kita lewati, itu yang membuat saya bisa bertahan dan terus optimis. Tapi pada akhirnya saya juga ada batasnya. Sampai saya memilih untuk mengakhirinya. Dan itu pun saya membicarakannya terlebih dahulu.

Mencoba mengkomunikasikan dengannya baik-baik. Tapi dia tidak terima dan memaksa untuk ayo kita coba lagi, terus, pasti ada jalan. Dan saya masih menerima itu, saya masih bertahan dan mencoba nya. Tapi apa perkataannya tidak berbanding lurus dengan tindakan yang dia lakukan. Tindakannya malah mematahkan niat dan pikiran ku untuk bertahan.